DIKSI : kecermatan dan ketepatan pilihan kata, jenis-jenis majas atau gaya bahasa, contoh idiom ?

BAB I
PENDAHULUAN
a.     Latar Belakang
Pengertian diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Diksi merupakan ketepatan pilihan kata dan menjadi salah satu unsur yang sangat penting, baik itu dalam dunia tulis-menulis maupun dalam dunia tutur yang kita gunakan sehari-hari. Istilah diksi tidak hanya digunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan frasa, gaya bahasa, dan ungkapan. Dalam menggunakan pilihan kata, kita harus memperhatikan kecermatan dan ketepatan pilhan kata serta penggunaan majas. Kecermatan dan ketepatan serta penggunaan majas atau gaya bahasa akan dibahas pada bab 2.
b. Rumusan Masalah
1.     Apa saja syarat kecermatan dan ketepatan pilihan kata ?
2.     Apa saja jenis-jenis majas atau gaya bahasa ?
3.     Apa saja contoh idiom ?

c. Tujuan
1.     Mampu menggunkan kata secara cermat dan tepat dalam menulis ilmiah.
2.     Mampu menggunakan majas dan idiom.


                              



BAB II
PEMBAHASAN
1. Kecermatan dan Ketepatan
Pemakaian kata tunggal alih-alih ungkapan yang berunsur dua atau lebih kadang-kadang dapat memperkuat dan mencermatkan diksi dalam tulisan. Di dalam percakapan pemakaian frasa tidak mengganggu, tetapi dalam tulisan ungkapan yang ringkas menjadi diksi lebih sarat informasi. Bandingkanlah: mengadakan penelitian dengan meneliti, disebabkan oleh fakta dengan karena, mengajukan saran dengan menyarankan, melakukan kunjungan dengan berkunjung, meninggalkan kesan yang mendalam dengan sangat mengesankan, mengeluarkan pemberitahuan dengan memberitahukan. Tentu bukan maksudnya kita selalu harus memilih kata yang ringkas; yang penting ialah kita jangan selalu memilih frasa yang panjang jika ada padanannya yang lebih ringkas.
          Pemakaian pewatas yang berlebih dapat mengurangi kekuatan dan kecermatan diksi. Jika nomina dan verba masing-masing telah dapat menjelaskan maksud, maka kita tidak perlu menambahkan pewatas yang sebenarnya tidak memperjelas keterangan. Kata atau ungkapan yang banyak disalahgunakan antara lain: cukup, relative, pasti, sering, sangat, banyak, selalu, sama sekali. Misalnya,cukup memuaskan, sangat meyakinkan, banyak pejabat yang tidak mau bertanggung jawab, selalu datang terlambat, sama sekali belum makan.
          Diksi yang cermat dan kuat berkurang nilainya karena pemakaian ungkapan klise, yakni frase yang telah sering digunakan penulis yang tidak berdaya cipta dan yang malas berpikir. Pidato dan uraian tidak jarang terjadi dari untaian ungkapan yang berulang-ulang muncul dalam karangan yang sejenis. Misalnya, masyarakat yang adil dan makmur,maaf lahir batin, terimakasih sebelum dan sesudahnya, demi pembangunan manusia seutuhnya, menurut Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila, ilmu dan teknologi, terancam gulung tikar; agak unik, tonggak sejarah, arti tersendiri, saudara sebangsa dan setanah air, dengan segala kerendahan hati, generasi penerus, pembunuhan sadis. Karena lazimnya, pemakaian klise tidak dapat dihindari dalam tulisan. Yang harus dijaga adalah pemakaiannya yang berlebih.
          Selanjutnya, harus dibedakan diksi yang cermat-yang hanya menegaskan sesuatu dengan kira-kira-dengan diksi yang tidak tepat, tidak betul, atau tidak kena. Diksi yang tidak cermat berhubungan dengan pikiran yang kabur, diksi yang tidak betul dengan ketidaktahuan. Misalnya, nyaris mendapat hadiah, menduduki juara pertama, merupakan contoh diksi yang tidak cermat. Kata merubah alih-alih mengubah, desertasi alih-alih desersi, profanasi alih-alih pelemahan ketahanan, akridasi alih-alih akreditasi, merupakan contoh diksi yang tepat.
-         Syarat- syarat ketepatan pilihan kata :
1.      Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat, denotasi yaitu kata yang bermakna lugas dan tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam, lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan estetika, dan kesopanan.
2.      Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim, kata yang hampir bersinonim misalnya : adalah, yaitu, yang, merupakan, dalam pemakaiannya berbeda-beda.
3.      Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya : inferensi (kesimpulan) dan interferensi (saling mempengaruhi), syarat (penuh) dan syarat (ketentuan).
4.      Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakaian kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya : modern, sering diartikan secara subjektif canggih. Menurut kamus, modern berarti terbaru atau mutahir ; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu, banyak mengetahui.
5.      Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
6.      Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar, misalnya : sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
7.      Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya  : mobil (kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan Toyota).
8.      Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya : issue (berasal dari Bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan perkara) isu (dalam Bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus).
9.      Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat, kata abstrak (konseptual, misalnya : Pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya : mangga, sarapan, dan berenang).


2. Majas dan Idiom
Majas
Majas yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Untuk mengkongkretkan dan menghidupkan karangan, kita dapat menggunakan majas. Berikut jenis majas yang terpenting :
a. Majas perbandingan
Jenis majas ini merupakan bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian. Majas perbandingan diantaranya :
-         Personifikasi
Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya manusia. Contoh : Daun kelapa tersebut seakan melambai kepadaku dan mengajakku untuk segera bermain di pantai.
-         Metafora
Majas metafora yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan. Contoh: Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris perusaan tersebut. Tangan kanan merupakan ungkapan bagi orang yang setia dan dipercaya.
-         Asosiasi
Majas asosiasi yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata sambung bagaikan,bak, seperti. Contoh: kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua. Artinya, keduanya memiliki wajah yang sangat mirip.
-         Hiperbola
Majas hiperbola yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal. Contoh : Orang tuanya memeras keringat agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Memeras keringat artinya bekerja dengan keras.
-         Eufemisme
Majas eufemisme yaitu gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan yang lebih halus. Contoh: Tiap universitas dan perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel. Difabel menggantikan makna frasa “orang cacat”.
-         Metonimia
Majas metonimia yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada benda umum. Contoh: Supaya harus cepat hilang, lebih baik minum aqua. Aqua merujuk pada air mineral.
-         Simile
Majas simile hampir sama dengan asosiasi yang menggunakankata hubungan bak, bagaikan, seperti; hanya saja simile bukan membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan. Contoh: Kelakuannya bagaikan anak ayam kehilangan induknya.
-         Alegori
Majas alegori yaitu menyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan. Contoh : Suami adalah nahkoda dalam mengarungi kehidupan berumah tangga. Nahkoda yang dimksud berarti pemimpin keluarga.
-         Sinekdok
Majas sinekdok terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte.
Sinekdok pars pro toto merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte merupakan gaya bahasa yang menampilkan keseluruhanuntuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.
Contoh majas pars pro toto : Hingga bel berbunyi, batang hidung Reni belum juga kelihatan.
Contoh majas totem pro parte: Indonesia berhasil menjuaeai All England hingga delapan kali berturut-turut.
-         Simbolik
Majas simbolik yaitu gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap makhluk hidup lainnya dalam ungkapan. Contoh: Perempuan itu memang jinak-jinak merpati.


b. Majas Pertentangan
Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut. Majas pertentangan diantaranya:
-         Litoses
Berbalikan dengan hiperbola yang lebih kea rah perbandingan, litoses merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun kenyataannya adalah sebaliknya. Contoh: Selamat datang di gubuk kami. Gubuk memiliki arian sebagai rumah.
-         Paradoks
Membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikannya. Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, akumerasa kesepian.
-         Antetis
Gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau hanya saja. Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali mereka yang berada di perbatasan.
c. Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang memang tujuannya untuk menyindir seseorang ataupun perilakudan kondisi.
-         Ironi
Majas ironi yaitu menggunakan kata-kata yang bertentangan dngan fakta yang ada. Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang bisa ditiduri.
-         Sinisme
Penyampaian sindiran secara langsung. Contoh: Suaramu keras sekali sampai telingaku berdering dan sakit.
-         Sarkasme
Menyampaikan sindiran secara kasar. Contoh: Kamu hanya sampah masyarakat tahu!

d. Majas Penegasan
Majas penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang bertujuan meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian.
-         Pleonasme
Menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga terkesan tidak efektif, namun memang sengaja untuk menegaskan suatu hal. Contoh: Ia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan wajah semringah.
-         Repitisi
Gaya bahsa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat. Contohnya: dDia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil kalungku.
-         Retorika
Yaitu memberikan penegasan dalam bentuk kalimat yang tidak perlu dijawab. Contohnya: Kapan pernah terjadi harga pokok turun pada saat menjelang hari raya?
-         Klimaks
Mengurutkan sesuatu dari tingkat rendah ke tinggi. Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua seharusnya memiliki asuransi kesehatan.
-         Antiklimaks
Berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk anti klimaks menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi ke rendah. Contoh: Masyarakat perkotaan, pedesaan, hingga yang tinggi di susun seharusnya sadar akan kearifan lokalnya masing-masing.
-         Pararelisme
Gaya bahasa ini biasa terdapat dalam puisi, yakni mengulang-ulang sebuah kata dalam berbagai definisi yang berbeda. Jika pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anaphora. Namun, jika kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat, disebut sebagai epifora. Contoh:
Kasih itu sabar.
Kasih iu lembut.
Kasih itu memaafkan.
-         Tautology
Menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi atau ujaran. Contoh: Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua anggota keluarga saling menyayangi.

Idiom (Ungkapan)
Idiom adalah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.
Contoh:
(1)    selaras dengan, insaf akan, berbicara tentang, terima kasih atas, berdasarkan pada/kepada.
(2)    membanting tulang, bertekuk lutut, mengadu domba, menarik hati, berkeras kepala
Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang, atas, dan pada/kepada dengan kata-kata yang digabunginya merupakan ungkapan tetap sehingga tidak dapat diubah atau digantikan dengan kata tugas yang lain.Demikian pula pada contoh (2). Idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah dengan kata-kata yang lain.
Beberapa contoh idiom diantaranya:
1.1   Idiom dengan Bagian Tubuh
a.  hati kecil = maksud yang sebenarnya
kecil hati = agak marah; penakut
besar hati = sombong;bangga
hati terbuka = senang hati
berat hati = kurang suka melakukan
lapang hati = sabar
tinggi hati = sombong
setengah hati = segan-segan
berkeras hati = menurut kemauannya sendiri; tidak mau mundur
jatuh hati = menjadi cinta
mendua hati = bimbang
sampai hati = tega
berhati jantung = berperasaan halis
berhati batu = tidak menaruh belas kasihan
berhati tungau = penakut
mengandung hati = menaruh dendam; merasa cinta

b.  darah daging = anak kandung; keluarga
mendarah daging = sudah menjadi kebiasaan
darah panas = pemarah
darah putih = keturunan bangsawan
mengisap darah = terlalu banyak mengambil dari orang lain
mandi darah = berperang hebat sekali sehingga banyak yang luka atau mati
naik darah = marah
tumpah darah = tanah air

c.  kepala angin = bodoh
kepala batu = tidak mau menurut perintah orang lain
berat kepala = tidak mudah mengerti
kepala dingin = tenang dan sabar
ringan kepala = mudah belajar
kepala udang = bodoh sekali
tergadai kepala = malu sekali
orang berkepala dua = memihak ke sana ke sini

d.  muka masam = rupa muka yang menyatakan perasaan kecewa
tebal muka = tak mempunyai rasa malu
kehilangan muka = mendapat malu
mencari muka = berbuat sesuatu agar dipuji orang
tarik muka dua belas = sangat kecewa
tatap muka (bersemuka) = berhadapan muka

e.  melihat dengan mata kepala = secara langsung
memasang mata = melihat baik-baik
membuang mata = melihat-lihat
terbuka matanya = mulai tahu/mengerti
mata telinga = kaki tangan
mata hati = perasaan dalam hati

f.   mulut manis = lemah lembut dan sangat menarik hati tutur katanya
berat mulut = tak suka berbicara
besar mulut = suka membual/menyombong
buah mulut = sebut-sebutan; yang selalu dipercakapkan orang
gatal mulut = selalu hendak berkata-kata apa saja
panjang mulut = suka menyampaikan perkataan orang kepada orang lain dan ditambah-tambah
ringan mulut = suka berbicara/bertanya
tutup mulut = diam
cepat mulut = lancang
perang mulut = berbantah
keras mulut = tidak mudah menurut (tentang kuda)

g.  berat bibir = tidak peramah; pendiam
tipis bibir = pandai benar berkata-kata; cerewet
menghapus bibir = kecewa; tak berhasil
buah bibir = yang selalu menjadi pembicaraan orang
panjang bibir = suka menyampaikan perkataan orang (mengadu)

h.  lidah api = ujung nyala api
keras lidah = tak pandai melafalkan kata-kata asing
lidah bercabang = perkataannya selalu berubah-ubah
pahit lidah = apa yang dikatakan selalu terbukti manjur
panjang lidah = suka mengadu
patah lidah =  tidak betul mengucapkan kata-kata; tidak pandai berkata-kata; terdiam (tak dapat menjawab/berkata-kata lagi)
ringan lidah = lancar dan fasih tutur katanya
cepat lidah = lancang mulut; suka mengeluarkan kata-kata yang kurang baik
mengerat lidah = memenggal/menyela kata orang
tergelincir lidah = salah mengatakan
tergigit lidah = tidak mempunyai rasa malu; tak berani berkata terus terang karena sudah berhutang budi
terkalang lidah = tak berani membantah/menjawab
berlidah dua = tidak teguh pendirian; mudah berpihak pada orang lain

i.   tebal telinga = tak mau mendengarkan kata orang
tipis telinga = lekas marah kalau mendengar kata yang kurang baik
memberi telinga = suka mendengarkannya
terangin-angin ke telinga = kedengaran tentang desas-desus
memasang telinga = mendengar-dengarkan kabar

j.   alas perut = sarapan
duduk perut = mengandung
membawa perut= datang ke rumah orang untuk makan
buruk perut = mudah kena penyakit
buta perut = asal makan saja; tak peduli rasa makanan

k.  tangan besi = tindakan/kekuasaan keras
tangan kanan = pembantu yang utama
tangan dingin = segala yang ditanam, diobati, dan sebagainya selalu berhasil
tangan baik = selalu menang dalam berjudi
tangan turun = selalu kalah dalam berjudi
berat tangan = malas bekerja
buah tangan = barang yang dibawa dari bepergian
hampa tangan = tidak membawa/mendapat apa-apa
makan tangan = kena tinju; beruntung
ringan tangan = suka bekerja
turun tangan = turut campur tangan
berpangku tangan = tidak bekerja apa-apa

l.   kaki lima = lantai di muka pintu/di tepi jalan
kaki seribu = berlari ketakutan
kaki telanjang = tidak bersepatu
kaki tangan = pembantu; orang kepercayaan
cepat kaki, ringan tangan = suka membantu

m. bertukar bulu = bertukar pendapat
tidak memandang bulu = tidak memilih-milih kedudukan seseorang
memperlihatkan bulunya = memperlihatkan keadaan yang sebenarnya
berbulu mata melihat = merasa benci sekali
berbulu hatinya = suka mendengki

1.2   Idiom dengan Kata Indera
dingin hati = tidak bergembira/tidak bersemangat
perang dingin = perang tanpa senjata, hanya saling menggertak
tidak lekang oleh panas = tidak berubah sedikitpun
uang panas = uang pinjaman dengan bunga yang banyak; uang yang tidak halal
panas rezeki = sukar mencari rezeki
tertangkap basah = tertangkap ketika sedang melakukan kejahatan
sepala-pala mandi biarlah basah = melakukan sesuatu janganlah setengah-setengah
kering kerontang = kering sekali
kurus kering = kurus sekali
kabar yang hangat = kabar yang baru terjadi dan sedang menarik perhatian umum (aktual)
sambutan yang hangat = meriah
pengalaman pahit = pengalaman yang tidak menyenangkan
sepahit semanis = bersama-sama dalam suka dan duka
mendapat kopi pahit = mendapat teguran keras/marah
muka manis = menarik hati
kritik yang pedas = keras dan kejam
merasakan asin garam = senang dan susah dalam hidup
tahu asam garamnya = tahu seluk beluknya
panjang akal = tidak picik; pandai mencari akal
menarik napas panjang = mengeluh
pendek permintaan = singkat umurnya
besar kepala = sombong
besar perut = rakus; lahap
besar cakap = suka membual
pakaian kebesaran = kehormatan
orang kecil = rakyat kebanyakan
tinggi rezeki = sukar mencari rezeki
rendah hati = tidak angkuh
rendah budi = hina
luas pengalaman = banyak pengalaman
sempit hati = lekas marah

1.3   Idiom dengan Warna
merah muka = kemalu-maluan
merah telinga = marah sekali
lampu merah = tanda sesuatu yang membahayakan
jago merah = api kebakaran
buku putih = buku yang berisi keterangan pemerintah mengenai suatu peristiwa politik
berputih tulang = mati
berdarah putih = keturunan bangsawan
hitam di atas putih = dengan tertulis; tidak secara lisan
belum tentu hitam putihnya = ketentuannya
masih hijau = belum berpengalaman
naik kuda hijau = mabuk
lapangan hijau = gelanggang olah raga
lampu hijau = sesuatu yang akan membuat menjadi lancar/lebih baik karena sudah disetujui/diizinkan
kartu kuning = suatu peringatan dalam sepak bola
mengelabui mata = menipu

1.4   Idiom dengan Nama Benda-benda Alam
jadi bumi langit = orang yang selau diharapkan pertolongannya
dibumihanguskan = dimunaskan/dihancurkan sama sekali
tanah tumpah darah = tanah tempat lahir
gerakan di bawah tanah = gerakan rahasia
makan tanah = miskin sekali
kejatuhan bulan = beruntung besar
menjadi bulan-bulanan = sasaran/tujuan
menentang matahari = melawan orang yang berkuasa
terang bintangnya = beruntung
berbintang naik = mulai mujur
bintang lapangan = pemain yang terbaik
salah air = salah didikan
telah jadi air = habis modalnya/uangnya
pandai berminyak air = pandai bermuka-muka
bersuluh minta api = bertanya tentang sesuatu yang sudah diketahui
semangat berapi-api = berkobar-kobar, bersemangat skali
kabar angin = desas-desus
perasa angin = mudah tersinggung
menangkap angin = sia-sia belaka
hujan jatuh ke pasir = kebaikan yang tidak berbalas
seri gunung = tampak elok jika dilihat dari jauh
rendah gunung tinggi harapan = harapan yang sangat besar
tak lari gunung dikejar = tidak usah tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu yang sudah tentu

1.5   Idiom dengan Nama Binatang
kambing hitam = orang yang dipersalahkan
kelas kambing = kelas paling murah
kuda hitam = pemenang yang tak diduga-duga
mengadu domba = mempertentangkan kita dengan kita sendiri
berkulit badak = tidak tahu malu, tidak berperasaan
tenaga badak = kuat sekali
banteng ketaton = mengamuk dengan hebatnya
akal kancil = tipu muslihat yang sanat licik, sangat cerdik
buaya darat = penjahat; orang laki-laki yang gemar kepada perempuan
ular kepala dua = orang yang munafik, ikut ke sana kemari saja
membebek(membeo) = hanya meniru-niru perkataan/perbuatan orang lain
menantikan kucing bertanduk = menantikan sesuatu yang mustahil
membabi buta = melakukan sesuatu dengan menekat saja
buta ayam = mata kabur pada waktu malam
mati ayam = mati konyol
tidur-tidur ayam = sudah tidur tetapi belum lelap benar
kabar burung = kabar yang tidak boleh dipercaya karena belum pasti kebenarannya
otak udang = bodoh sekali

1.6   Idiom dengan Bagian Tumbuh-tumbuhan
pohon kejahatan = asal mula
batang air = sungai
sebatang kara = hidup seorang diri
bercabang hatinya = tidak hanya satu yang dipirkan
lidah bercabang = kata-katanya tidak dapat dipercaya
lari beranting = lari bersambung(estafet)
berurat berakar = sudah mendalam benar
naik daun = selalu menang/beruntung dalam bermain kartu, judi, dan sebagainya; mendapat nasib baik
bunga api = petasan
bunga rampai = kumpulan karangan yang terpilih
bunga kampung = gadis yang tercantik di kampung itu
buah pena = karangan
buah pembicaraan = hasil pembicaraan
biji mata = kekasih

1.7   Idiom dengan Kata Bilangan
bersatu padu = bersatu benar-benar
bersatu hati = seiya sekata
berbadan dua = hamil
tiada duanya = tidak ada bandingannya
telah dua kepalanya = mabuk
mendua hati = ragu-ragu
setengah hati = tidak dengan bersungguh-sungguh
bekerja setengah-setengah = tanggung
jalan tengah = keputusan yang diambil dari dua pendapat secara adil, tidak memihak salah satu pendapat itu
setengah tiang = pengibaran bendera tanda berduka cita
masuk tiga, keluar empat = membenjakan uang lebih besar dari penghasilannya
pertemuan empat mata = pertemuan hanya dua orang
kaki lima = lantai di muka pinti atau di tepi jalan
tujuh keliling = nama penyakit kepala yang sangat keras
diam seribu bahasa = diam sama sekali, tidak berkata sepatah pun



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
A. Dalam menulis karya ilmiah atau sebuah karangan, harus menggunakan pilihan kata dengan cermat dan tepat. Syarat-syarat kecermatan dan ketepatan pilihan kata diantaranya :
1. Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat.
2. Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim.
3. Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya.
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
5. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar.
6. Menggunakan kata umum dan kata khusus, secara cermat.
7. Menggunakan imbuhan asing (jika diperlukan) harus memahami maknanya secara tepat.
8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.
9. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.
B. Untuk mengkongkretkan dan menghidupkan karangan, kita dapat menggunakan majas. Majas dibedakan menjadi beberapa bagian, diantaranya :
1. Majas perbandingan
Jenis majas ini merupakan bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian.

2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut.
3. Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang memang tujuannya untuk menyindir seseorang ataupun perilakudan kondisi.
4. Majas Penegasan
Majas penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang bertujuan meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian.
C. Idiom (Ungkapan)

Idiom adalah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya.













DAFTAR PUSTAKA


Soedjito,Drs.1990.Kosa Kata Bahasa Indonesia.Jakarta: PT Gramedia.
A. Aleka, H.P Achmad.2010.Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Akademi Pressindo


Komentar

  1. Aussie players with a $20 free chip at casino site
    Aussie players with a $20 free chip at casino site · No deposit bonus required · The minimum withdrawal amount luckyclub.live of the bet must be It works only on the same deposit as the other

    BalasHapus

Posting Komentar